Selasa, 16 Juli 2013

Dahsyatnya Istighfar

pernah denger ada yang bilang "kalo sakit itu jangan mengeluh, istighfar buat ngurangin rasa sakit." Nah...!!! itu yang aku alami hari ini tadi. Memasukihari ke-7 di bulan Ramadhan ini, alhamdulillah puasa berjalan lancar, tapi nggak tau kenapa ada sedikit gangguan kesehatan tak terduga. Jadi kira-kira jam 10 pagi lagi asik-asiknya ngerjain kerjaan kantor, tiba-tiba ngerasa lapeeeeer banget. Tumben amat, padahal biasanya nggak pernah gitu-gitu banget sih. Waktunya jam istirahat, berhubung ini bulan Ramadhan, so pasti jadwal makan siang nggak ada dong. Biasanya setelah Sholat Dhuhur, aku manfaatin waktu buat baca Al-quran kecilku yang sengaja aku bawa kemana-kemana aku jalan. Seperti biasa, halaman-demi halaman dibaca,baru sampai 4 halaman kok rasanya ada yang nggak enak. Duduk jadi nggak nyaman banget, geser kanan, hadap kiri, duduk sila, pokoknya semua posisi nggak nyaman. Sakiiiiit rasanya di bagian ulu hati dan lambung. Pikiran langsung ke penyakit lama yang udah lama nggak kambuh. "jangan-jangan ini maagh dulu kambuh lagi" setelah beberapa waktu, nyeri dan perih itu mulai reda tapi tetap masi terasa. Aku kembali ke meja kerjaku untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda tadi. Tak lama kemudian tiba-tiba nyeri lambung dan ulu hati itu datang lagi dengan rasa sakit yang luar biasa melebihi rasa sakit sewaktu istirahat lagi. Kuoleskan minyak kayu putih dengan harapan akan menghilangkan rasa sakit itu. Semakin tak terkontrol akupun terlihat gelisah kesakitan. Salah seorang rekan kerjaku yang kebetulan meja kerjanya bersebelahan denganku menyarankan aku untuk istirahat saja. Bukannya istirahat, aku malah jalan ke restroom dengan langkah yang sangat pelan dan sedikit sempoyongan. Setibanya di restroom, sudah tidak mungkin lagi menahan nyeri itu, tanpa sadar ternyata aku menangis kesakitan. Aku tergeletak setengah lena di lantai dengan tangan yang masi bergelantungan di washtafel. Enth apa rasanya ini, lambung dan ulu hati sakit bukan main hingga menembus ke tulang belakang. Separah apapun maagh yang aku rasakan sampai di infus dulu nggak sesakit ini. Sambil menangis, tangan kanan bergelantung menahan diri di washtafel, dan tangan kanan gemetaran mencoba menelepon siapapun yang bisa aku minta tolong. Hasilnya...? NIHIL. Siapa lagi yang bisa dimintai tolong dalam keadaan seperti itu sementara rekan kerja tidak ada yang tau kejadian itu...? ALLAH, DIAlah maha mengetahui. Sambil menangis kencang, aku melafadzkan Istighfar "Astaghfirullahaladzim... astaghfirullah haladzim..". Hanya Allah yang diingat, sambir terus beristighfar mengingat khilaf apa yang sudah dilakukan sampai aku merasakan sakit yang luar biasa yang membuat aku sampai tergeletak.Tidak lama, aku rasakan betapa dahsyatnya Istighfar, sakit itu, nyeri lambung ittu yang menembus hingga tulang belakang, dengan seketika hilang. Sempat berpikiran akan membatalkan puasa untuk minum obat sekedar menurunkan rasa sakit. Tapi lagi-lagi hati menentang, aku ingin melanjutkan puasa. Alhamdulillah tidak perlu membatalkan puasa sebelum waktunya. Begitulah Allah menguji, seketika diberi sakit, seketika pula diberi sembuh. Banyak-banyak bersyukur dan istighfar karna dengan tidak banyak mengeluh akan penderitaan, maka jalan keluar akan terbuka lebar. Tidak perlu minum obat dan membatalkan puasa, Istighfar dengan tulus, ikhlas dan dari hati penyakit itu hilang. Astaghfirullah.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar