Jumat, 15 Oktober 2010

Jangan Salah Menilai

Aku memang berbeda dengan kebanyakan gadis seusiaku. Mungkin aku bisa dikatakan sebagai anak pingitan atau anak rumahan.

kadang aku berfikir, sampai kapan aku akan terus seperti ini selalu diikat oleh orang tua sedangkan aku kini telah tumbuh menjadi gadis berusia 19 tahun,dimana anak-anak seusiaku sedang senang-senanangnya bermain-main keluar hingga lupa waktu sedangkan aku harus segera tiba dirumah.

tapi jauh dari itu semua ternyata ada hal yang harusnya lebih patut aku syukuri dari pada aku keluhkan.
orang tua yang terkesan memingitku berarti adalah orang tua yang sayang padaku, orang tua yang mempedulikanku, orang tua yang mengkhawatirkanku, orang tua yang membuat diriku tidak menjadi seperti anak umbaran, orang tua yang takut anaknya terluka diluar sana karena jahatnya lingkungan luar.

sebenarnya bukannya melarang aku untuk bersosialisasi dengan dunia luar, tapi mereka memberikan batas kebenaran dan tata aturan yang tepat.
aku mulai paham dan mengerti itu sehingga aku bisa menerimanya. aturan dalam keluargaku.
maksud orang tuaku kurang mengijinkan aku untuk terlalu lama berada diluar rumah adalah agar kami menyisakan sedikit waktu kami untuk berkumpul di rumah dalam hangatnya keluarga.
dimana kedua orang tua sudah harus berangkat kerja di pagi hari, si sulung pun mulai mengenal dunia kerja sedangkan si bungsu harus menuntut ilmu.
kapan lagi kita berkumpul kalau kita tidak melungkan waktu untuk itu, waktu hangatnya berbagi setelah lelah berkegiatan seharian.

aku hidup dalam keluarga yang penuh dengan aturan. mungkin kebanyakan orang tidak suka dengan situasi seperti itu, tapi berbeda dengan aku, aku suka diatur, karena aku merasa sewaktu aku diatur maka aku diperhatikan, bukan berarti aku tidak bisa mandiri.
pernah suatu hari aku harus menginap di salah satu rumah teman karena terlalu larut untuk pulang ke rumah setelah mengerjakan tugas. malam itu aku benar-benar merasa kangeeeen suasana rumah dan ddetik itu juga ingin berada di rumah padahal baru tadi pagi aku meninggalkan rumah.

salah besar bila aku branggapan bahwa hidup dalam aturan adalah tidak menyenangkan, justru hidup dalam aturan adalah membantu kita untuk jadi orang yang disiplin, orang yang tertata dan orang yang diperhatikan.

antara MENCINTAI dan DICINTAI

Setiap orang memiliki pandangan dan prinsip masing-masing tentang mencintai dan dicintai.

Mayoritas orang yang saya temui lebih condong untuk memilih dicintai daripada mencintai, sebagian besar alasan mereka adalah karena orang yang dicintai akan selalu terjunjung, diutamakan, dan diberati oleh yang mencintai sehingga akan selalu dinomor satukan.
Tapi tidak dengan aku. Aku lebih condong untuk mencintai (walau sebenarnya lebih menyenangkan untuk mencintai dan dicintai).
Satu alasan yang sangat kuat mengapa aku lebih memilih mencintai, karena dikala aku mencintai seseorang, disanalah aku mulai berkorban, mulai berbagi, mulai mencari cara bagaimana orang bisa memberikan timbal balik atas rasa tulusku, mulai mencari tau banyak hal tentang sosok yang kucintai, mulai membuat orang senang akan diriku. Disana aku sudah memberikan sesuatu yang lebih walau nantinya pun mungkin aku tidak mendapatkan sesuatu yang aku harapkan.

Berbeda dengan dicintai, dari pengamatanku, orang yang merasa dicintai akan bertindak sesuka hati karena mereka merasa diutamakan, diagungkan, dan dijunjung tinggi. Mereka beranggapan bahwa orang yang mencintainya akan takut kehilangan dirinya.

Sejujurnya mungkin kebanyakan orang akan kecewa sama dengan aku ketika sudah mereasa berkorban namun mungkin hasilnya tidak sesuai dengan harapan, namun lagi lagi yang harus diingat, berbanggalah kamu karena kamu telah memberikan sesuatu yang lebih melebihi apa yang telah kamu terima.